Perayaan Hari Ulang Tahun SMAN 8 Kepulauan Tanimbar digelar dalam kesederhanaan nan meriah. Mengangkat tema Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pancasila (P5) ”Semarakkan Kearifan Lokal”. Kegiatan yang diadakan (23/05) bertempat di Gedung Kesenian Saumlaki ini bernuansa kedaerahan yang menjadi sebuah tradisi atau kebiasaaan setiap tahun. Ulang tahun ke 14 kali ini merupakan kolaborasi tampilan panen hasil P5 bagi peserta didik kelas X dan kreatifitas peserta didik kelas XI.
Kegiatan yang diprakarsai oleh OSIS sekaligus sebagai panitia penyelenggara dan kepala SMAN 8 KT Ibu Henderika P.Pattian,S.Pd.,M.Si sebagai penanggung jawab dihadiri oleh Asisten III Bidang Administrasi mewakili Pj.Bupati KKT, Forkopindo KKT, Pimpinan Instansi Perbankan dan Kepala sekolah SD,SMP,SMA/SMK sekota Saumlaki dan Alumni ini menampilkan tari-
tarian daerah, vokal grup berbahasa daerah, kelompok suling, kelompok musik yang bernuansa kearifan lokal yakni tampilan lagu-lagu daerah, musik tradisional dan drama yang diperankan oleh peserta didik kelas X tentang adat perkawinan tanimbar dengan menggunakan 5 bahasa yakni bahasa Yamdena, Selaru, Makatian, Fordata dan Selwasa sebagai fokus utama dalam panen P5 ini berlangsung dengan sukses.
Dalam sambutan Pj.Bupati yang dibacakanoleh Asisten Administrasi KKT Bapak Poly Matitaputi,S.Pi, beliau menggarisbawahi terkait persoalan mendasar pada KKT yakni angka harapan lama sekolah hanya sampai pada lulus SMA atau belum bisa melanjutkan pada perguruan tinggi yang disebabkan oleh 2 hal penting yang menjadi perhatian bersama yakni kemampuan orang tua dan terjadinya pernikahan dini yang mengakibatkan anak putus sekolah, sehingga kita dituntut untuk selalu memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan anak dalam menghadapi kompetensi global kedepannya karena sumber daya manusia menjadi penentu keberhasilan satu daerah. Ditambahkan pula hal yang didapat sebagai benang merah dari kegiatan ini adalah tentang kelestarian bahasa daerah yang menjadi perhatian khusus dari Kementrian pendidikan dan kebudayaan yaitu revitalisasi bahasa ibu yang hampir punah karena kurangnya penutur. Apresiasi
diberikan kepada SMAN 8 karena sudah menjadi penggagas kembali hidupnya budaya lokal yaitu bahasa daerah imbuhnya.
Peringatan HUT ke-14 SMAN 8 diawali dengan doa syukur yang dipimpin oleh Pdt. Ine Nussy,S.Si.Teol dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dalam bahasa daerah yakni “In wayat moli” sebagai wujud syukur atas berdirinya sekolah hingga saat ini. Begitu sempurna dilihat karena seluruh peserta didik dari setiap kelas berhasil menampilkan penampilan terbaik mereka yang terlihat begitu percaya diri. Apresiasi dan tepuk tangan yang meriah diberikan pada akhir setiap penampilan. (redhumassman8kkt).